Hi Moms,
mau berbagi ini pengalaman pertama dengan Minyak Kamper atau Camphor Oil atau Kapur Barus. Mungkin ketika moms cari tentang Minyak Kamper di eyang google, moms pasti bakal nemu banyak artikel tentang manfaatnya. Iya saya pernah nemu sampai 12 manfaat, untuk sakit gigi lah, analgesik, desinfektan, bahan obat jerawat, bahan pasta gigi, meningkatkan metabolisme, memperlancar BAB dan lain sebagainya. Namun sayangnya tidak tertera cara pembuatan maupun pemakaian dengan jelas. Mungkin memang karena minyak kamper sekarang banyak yg dijual pasaran kali ya moms, jadi ga perlu ngerti gimana cara buat minyak kamper sederhana.
Gini moms, suami lagi sakit moms, intinya infeksi di kulit luar area perut. Sudah hampir 3 minggu ga ada perkembangan membaik. Dulu, waktu early twenty memang pernah suami ngalamin infeksi ini juga moms, sudah dibawa ke dokter, karena takutnya ada hubungannya dengan perncernaan, dibawalah ke dokter spesialis penyakit dalam, tapi tetep ga membaik. Sampai akhirnya, ibu mertua dapat kabar gembira untuk kita semua, kulit duren... oh sorry moms kebablasan hehe, ibu mertua dapat saran dari keluarga (sepertinya budhe mertua :p ) untuk memakai resep turun temurun untuk mengobati infeksi, yaitu minyak kamper. Waktu itu entah apa memang masih susah dicari (sekitar 11 tahun yang lalu) ibu akhirnya bikin sendiri tuh minyak kamper, dengan rumus:
Minyak Kelapa Murni (secukupnya) + Kapur Barus (secukupnya) = Minyak Kamper (secukupnya)
Nah infeksinya mulai rutin dioles pakai minyak kamper itu, ga cepet moms sembuhnya, kata suami, dulu itu sampai sebulan. Yah mungkin karena alami ga pake obat2 dokter juga.
Sekarang moms, infeksinya kambuh lagi, udah hampir 3 minggu belum sembuh, sampai di rujuk ke dokter bedah digestive, eh langsung ditanya kapan siap operasi, kaget lah kita moms. Sebagai istri jd merasa gagal moms kok ya ga bisa rawat suami *lebay*. Saya & suami ga mikir buat pake minyak kamper, soalnya masih takut moms, masih ragu nanti klo infeksi tambah parah gimana? terus waktu kita kabar2 orang tua kalau dokter nyuruh operasi, baru lah ibu mertua bersikeras "pake minyak kamper aja, wong kemaren (11 tahun lalu itu) aja sembuh kok! Besok ibu bawa ke rumah." wah, ibu mertua ini memang jagoan :D
Alhasil nurut lah kami. Tak lupa kami kabari juga kakak ipar di Jakarta, secara kakak ipar juga dokter kulit, siapa tahu dapat resep gratis, (kenapa baru sekarang setelah 3 minggu? karena suami malu katanya :D ), dan bener aja, kami dapet resep gratis dari kakak ipar tercinta. Jadi perumusan dalam rangka mengobati infeksi suami adalah:
- dari Ibu mertua: minyak kamper buatan sendiri dengan rumus yg sudah saya jelaskan di atas.
- dari kakak ipar : antibiotik, obat anti radang (bukan radang tenggorokan lho ya), obat anti nyeri plus NaCl untuk membersihkan luka/infeksi (mensterilkan)
waktu kami tanya tentang minyak kamper sebaiknya dipakai atau tidak, kakak ipar tercinta memang mengatakan bahwa minyak kamper itu untuk desinfektan, jadi dipakaipun tidak mengapa.
Belum ada seminggu kombinasi obat + NaCl + minyak kamper memang ampuh, infeksi mulai berkurang & rasa nyeri hilang. Tapi moms, beberapa obat memang ada efek sampingnya, seperti antibiotik, terkadang untuk penderita maag bisa mengakibatkan mual2. Nah kalau efek samping minyak kamper ini moms:
*terlalu banyak menggunakan minyak kamper dapat memicu kejang-kejang dan muntah (mungkin ini indikasi untuk penggunaan minyak kamper secara oral)
*Ibu hamil tidak dianjurkan menggunakan minyak ini, begitu pula orang yang menderita epilepsi, asma, dan tekanan darah tinggi.
*Minyak kamper tidak boleh digunakan untuk bayi. Minyak pekat (belum diencerkan) pada sebagian orang bisa memicu iritasi. (nah sepertinya ini baru efek samping jika dioles pada bayi atau yang memiliki kulit sensitif)
Saran saya moms, sebagai oknum yang benar2 pakai:
1. Kalau tidak yakin dengan rumus "secukupnya" dalam pembuatan minyak kamper seperti resep ibu mertua saya, please, beli aja, sepertinya sekarang sudah banyak dijual bebas, usahakan beli di apotek aja tapi.
2. Bersihkan bagian luka/infeksi sebelum dioles minyak kamper (dalam hal ini saya pakai NaCl biar steril, kalau perlu kompres selama +- 2 menit, baru dioles, kemudian saya tutup luka pakai perban, biar ga tergesek2 baju)
3. Meskipun banyak diberitakan minyak kamper bisa untuk dikonsumsi, saya masih ragu, jadi saya pribadi lebih menyarankan hanya untuk obat luar, secara, bayangin aja moms kalau kapur barus kok dimakan. Ngeri ah.
Sudah itu dulu moms, yang mau dishare, semoga bermanfaat ya moms, lain kali sy share obat2 sederhana alami lainnya. See you moms! Salam kece! :*
mau berbagi ini pengalaman pertama dengan Minyak Kamper atau Camphor Oil atau Kapur Barus. Mungkin ketika moms cari tentang Minyak Kamper di eyang google, moms pasti bakal nemu banyak artikel tentang manfaatnya. Iya saya pernah nemu sampai 12 manfaat, untuk sakit gigi lah, analgesik, desinfektan, bahan obat jerawat, bahan pasta gigi, meningkatkan metabolisme, memperlancar BAB dan lain sebagainya. Namun sayangnya tidak tertera cara pembuatan maupun pemakaian dengan jelas. Mungkin memang karena minyak kamper sekarang banyak yg dijual pasaran kali ya moms, jadi ga perlu ngerti gimana cara buat minyak kamper sederhana.
Gini moms, suami lagi sakit moms, intinya infeksi di kulit luar area perut. Sudah hampir 3 minggu ga ada perkembangan membaik. Dulu, waktu early twenty memang pernah suami ngalamin infeksi ini juga moms, sudah dibawa ke dokter, karena takutnya ada hubungannya dengan perncernaan, dibawalah ke dokter spesialis penyakit dalam, tapi tetep ga membaik. Sampai akhirnya, ibu mertua dapat kabar gembira untuk kita semua, kulit duren... oh sorry moms kebablasan hehe, ibu mertua dapat saran dari keluarga (sepertinya budhe mertua :p ) untuk memakai resep turun temurun untuk mengobati infeksi, yaitu minyak kamper. Waktu itu entah apa memang masih susah dicari (sekitar 11 tahun yang lalu) ibu akhirnya bikin sendiri tuh minyak kamper, dengan rumus:
Minyak Kelapa Murni (secukupnya) + Kapur Barus (secukupnya) = Minyak Kamper (secukupnya)
Nah infeksinya mulai rutin dioles pakai minyak kamper itu, ga cepet moms sembuhnya, kata suami, dulu itu sampai sebulan. Yah mungkin karena alami ga pake obat2 dokter juga.
Sekarang moms, infeksinya kambuh lagi, udah hampir 3 minggu belum sembuh, sampai di rujuk ke dokter bedah digestive, eh langsung ditanya kapan siap operasi, kaget lah kita moms. Sebagai istri jd merasa gagal moms kok ya ga bisa rawat suami *lebay*. Saya & suami ga mikir buat pake minyak kamper, soalnya masih takut moms, masih ragu nanti klo infeksi tambah parah gimana? terus waktu kita kabar2 orang tua kalau dokter nyuruh operasi, baru lah ibu mertua bersikeras "pake minyak kamper aja, wong kemaren (11 tahun lalu itu) aja sembuh kok! Besok ibu bawa ke rumah." wah, ibu mertua ini memang jagoan :D
Alhasil nurut lah kami. Tak lupa kami kabari juga kakak ipar di Jakarta, secara kakak ipar juga dokter kulit, siapa tahu dapat resep gratis, (kenapa baru sekarang setelah 3 minggu? karena suami malu katanya :D ), dan bener aja, kami dapet resep gratis dari kakak ipar tercinta. Jadi perumusan dalam rangka mengobati infeksi suami adalah:
- dari Ibu mertua: minyak kamper buatan sendiri dengan rumus yg sudah saya jelaskan di atas.
- dari kakak ipar : antibiotik, obat anti radang (bukan radang tenggorokan lho ya), obat anti nyeri plus NaCl untuk membersihkan luka/infeksi (mensterilkan)
waktu kami tanya tentang minyak kamper sebaiknya dipakai atau tidak, kakak ipar tercinta memang mengatakan bahwa minyak kamper itu untuk desinfektan, jadi dipakaipun tidak mengapa.
Belum ada seminggu kombinasi obat + NaCl + minyak kamper memang ampuh, infeksi mulai berkurang & rasa nyeri hilang. Tapi moms, beberapa obat memang ada efek sampingnya, seperti antibiotik, terkadang untuk penderita maag bisa mengakibatkan mual2. Nah kalau efek samping minyak kamper ini moms:
*terlalu banyak menggunakan minyak kamper dapat memicu kejang-kejang dan muntah (mungkin ini indikasi untuk penggunaan minyak kamper secara oral)
*Ibu hamil tidak dianjurkan menggunakan minyak ini, begitu pula orang yang menderita epilepsi, asma, dan tekanan darah tinggi.
*Minyak kamper tidak boleh digunakan untuk bayi. Minyak pekat (belum diencerkan) pada sebagian orang bisa memicu iritasi. (nah sepertinya ini baru efek samping jika dioles pada bayi atau yang memiliki kulit sensitif)
Saran saya moms, sebagai oknum yang benar2 pakai:
1. Kalau tidak yakin dengan rumus "secukupnya" dalam pembuatan minyak kamper seperti resep ibu mertua saya, please, beli aja, sepertinya sekarang sudah banyak dijual bebas, usahakan beli di apotek aja tapi.
2. Bersihkan bagian luka/infeksi sebelum dioles minyak kamper (dalam hal ini saya pakai NaCl biar steril, kalau perlu kompres selama +- 2 menit, baru dioles, kemudian saya tutup luka pakai perban, biar ga tergesek2 baju)
3. Meskipun banyak diberitakan minyak kamper bisa untuk dikonsumsi, saya masih ragu, jadi saya pribadi lebih menyarankan hanya untuk obat luar, secara, bayangin aja moms kalau kapur barus kok dimakan. Ngeri ah.
Sudah itu dulu moms, yang mau dishare, semoga bermanfaat ya moms, lain kali sy share obat2 sederhana alami lainnya. See you moms! Salam kece! :*